iklan

lagi cari sesuatu? Gunakan fasilitas ini ..

18 November 2008

Merokok di Tempat Umum, Sebuah Ketidaktoleransian

Perokok, bagi saya kadang bisa menjadi orang yang paling egois. Hal ini dilihat dari ketidakpedulian para perokok ini terhadap orang-orang disekitarnya. Mereka kadang pura-pura tidak tahu. Sering, ketika berada di tempat umum semisalnya bis (yang udaranya sumpek) saat ada orang merokok, saya kadang bertindak menutup hidung dan mulut dengan sapu tangan. Dengan harapan perokok-perokok ini mengerti, dan mau menghentikan rokoknya. Mengerti bahwa ada orang disekitarnya yang sesak nafas mencimum bau rokok.

Sebenarnya saya sendiri pernah merokok beberapa tahun yang lalu. Tapi dengan keinginan yang kuat dan bantuan orang-orang terdekat, Alhamdulillah saya berhasil berhenti dari kebiasaan buruk itu. Di bagian lain dari blog ini, akan saya ceritakan usaha-usaha yang saya lakukan sampai bisa berhenti total dari rokok.

Tetapi hal itu tidak berarti sekarang saya bisa mengerti orang-orang yang merokok. Justru merekalah yang harus mengerti kepada orang-orang yang tidak merokok. Bukankah asap rokok mengandung racun yang berbahaya?. Kadang saya melihat, ketika masih pagi-pagi -dengan udara pagi yang segar-, para perokok sudah menyesaki rongga paru-parunya dengan racun. Ugh...apa dia sadar ketika melakukan hal itu ya? Padahal alangkah enaknya kalau paru-paru diisi dengan udara bersih pagi. Alangkah segarnya terasa ketika kita menghirup udara dalam-dalam.

Memberikan pengertian bagi perokok untuk tidak merokok di tempat umum merupakan hal yang sulit. Karena mereka merasa bahwa apa yang dia lakukan adalah haknya, sebagaimana hak orang yang tidak mau merokok. Mereka bahkan kadang bersungut-sungut.

Ini kan tidak adil. Apa ruginya bagi perokok untuk menunda sebentar merokoknya. Atau kalau memang sudah merasa kepingin sekali, silahkan cari tempat sendiri, dimana tidak ada orang lain yang ikut mengisap asap rokoknya. Bukankah jika tetap merokok di tempat umum, orang lain akan terkena imbasnya?
Sungguh tidak adil sebenarnya.

Walaupun demikian, saya tetap mempunyai beberapa orang teman yang mengerti, bahwa saya tidak mempu atau merasa tersiksa jika ada orang yang merokok di dekta saya. Terima kasih atas pengertiannya.....!

Sebagai penutup, saya teringat ketika berada di Bandara Baabulllah Ternate. Di dinding ruang  bandara, terdapat pengumuman dari kertas. Bunyinya cukup menggelikan. Bunyinya seperti ini "KAMI TIDAK MELARANG ANDA MEROKOK DI RUANGAN INI, TAPI SILAHKAN ASAPNYA DITELAN SENDIRI". He.. he... he saya tersenyum geli membacanya.
 Tapi efeknya, .... cukuplah. Tidak ada orang yang merokok di ruangan itu, padahal setahu saya,  perokok cukup banyak di Ternate Susah menemukan pemuda yang tidak merokok di pulau ini. Ternynata kita memang tidak suka DILARANG.

regard

A | Kha

0 Comments:

 

blogger templates 3 columns | Make Money Online